- Advertisement -
Pro Legal News ID
Nasional

Yayasan Peduli Hutan Indonesia Hadir Sebagai Solusi Perbaikan Hutan Indonesia

Acara Deklarasi di Manggala Wanabakti 22/3/2020

Jakarta, Pro Legal News – Hutan tropis Indonesia terbesar ketiga di dunia. Untuk menjaga kelestariannya, kini para rimbawan senior dan masyarakat bersatu padu bergabung dalam sebuah Gerakan Masyarakat Peduli Hutan Indonesia (GMPHI).

Sebagai penggagas dan koordinator GMPHI, Dr. Transtoto Handadhari (rimbawan UGM) mengatakan, gerakan ini merupakan implementasi moral tanpa pamrih untuk bersama bergabung memperbaiki hutan kita yang rusak.

“Paling tidak 40 juta lahan hutan telah kosong dan banyak  Banyak juga yang sudah alih fungsi jadi non hutan. Yang dianggap sudah hijau, isi hutannya juga berubah menurun kualitasnya. Sedangkan usaha perbaikannya masih belum juga signifikan akibat berbagai faktor dan alasan. Salah satunya masih adanya kejahatan kehutanan dan ketidakpedulian kita semua. Pemerintah yang telah berupaya keras mengelola hutan, harus kita dukung dan bantu,” kata Dr. Transtoto.

Menurutnya ucapnya gerakan ini memperkokoh peran rimbawan alumni UGM Yogyakarta bersatu padu bersama rimbawan IPB Bogor yang sering dinyatakan kurang harmonis dalam bekerja mengelola hutan.

“Teman-teman rimbawan dari UGM Jogja dan IPB Bogor ketika saya ajak bicara pertama kali tentang perlunya kita membantu perbaikan hutan, mereka spontan sepakat berhimpun. Gerakan ini diikuti dari berbagai unsur, bahkan terbanyak oleh yang bukan rimbawan,” ujar Transtoto.

Dijelaskan Transtoto, sebelum berkiprah dan melakukan kegiatan sosialiasi penuh, Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) akan segera dideklarasikan. Saat ini menurut Transtoto, mereka terus menjalin komunikasi dengan Menteri LHK Siti Nurbaya mapun Sekjen KLHK Bambang Hendroyono.

“Yayasan PHI yang dimotori oleh GMPHI tersebut akan bekerja keras mewujudkan  kebangkitan pengelolaan hutan dengan hati bersih dan tanpa kecurangan (No Cheating). Dalam kegiatan ini lebih di ke depankan kerja bersama secara  profesional, sosial, non partisan/non politik dan jernih”, imnuh Transtoto.

Dikatakan, saat ini Gerakan Masyarakat Peduli Hutan yang rencananya akan didelarasikan pada 22 Meret 2020 di gedung Manggala Wana Bakti Jakarta sudah mendapat dukungan dari berbagai tokoh, akademisi, artis, seniman, profesional dan elemen masyarakat.

Para tokoh itu, Prof. Dr. Emil Salim, Ir. Djamaludin Suryohadikusumo, Prof. Sri Adiningsih, Prof. M. Naiem, Prof. Sambas, Prof. Djoko Marsono, Waskito Suryodibroto, Roja’i Zakaria, Titus Sariyanto, AA. Malik, Harry Santoso,  Hendarsun, Iman Santoso.

Selain itu, Rukmi Hadihartini, Bambang Setiadi, Agustanzil Sjahroezah, Prof. Daniel, Prof. Marlon, Gerson Njurumana, Suhendy, Johanis Cianes, Handriyo, Rudhito Widagdo (Kemlu), Irjenpol P Bekto Suprapto, Letjen TNI Burhanudin Amin, Mayjen TNI Suwandi, Mayjen Heru Tjahjono, Firman Subagyo, Idham Samawi, Darori Wonodipuro, Ratu Wula, Umbu Tagela, Arnanto Nur, Dina Hidayana (DPRRI/politikus).

Gerakan ini juga didukung Aryan Wargadalam, Purwadi, David, Bambang Soepianto, Sobur, Ardy Sutandi, Joko Supriyono, Daud Dharsono, Jansen Manansang TSI, Soewarni, Samsudin BIMBO, Achmad Albar, Harry Capri, Anya Dwinov, Olga Lydia, Brigita Manohara, Davina, dr. Reisa, Wachyana Giri, Herdina, Aya Ross Jully, Perkumpulan Green Network Indonesia-Berbangsa, Snake Hunter Club Indonesia, Cobro Husada Indonesia, Merti Budoyo Nuswantoro, Gen Hijau Sumba-BERBANGSA, Yayasan Sapawana, ST-12 Kalsel, Muria Hijau Kudus, bahkan Perhimpunan Koperasi Digital Indonesia yang dipimpin Jak Tumewan. Jef

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan