- Advertisement -
Pro Legal News ID
Nasional

Untuk Dukung Program Santripreneur, Kemenperin Gunakan Dua Model Strategis

Lamongan, ProLegalNews.com

Sesuai dengan visi Nawa Cita, pemerintah terus merangsang dan mendorong kemandirian ekonomi melalui sektor Industri, Kecil dan Menengah (IKM).  Untuk merealisasikan  usaha itu salah satu upayanya, Kementerian Perindustrian telah menyiapkan dua model strategis dalam upaya pelaksanaan program Santripreneur, yang bertujuan mendorong penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren (Ponpes). Dua model tersebut adalah Santri Berindustri dan Santri Berkreasi. “Program Santri Berindustri memperhatikan unit industri yang telah ada dan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Ponpestersebut, yang terdiri dari santri dan alumni santri,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih pada Pembukaan Bimbingan Teknis Pengolahan Ikan serta Serah Terima Bantuan Mesin dan Peralatan Bagi IKMdi Ponpes Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Senin (9/10).

Gati menambahkan, jika implementasi model Santri Berindustri, perlu dilakukan melalui program pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh Ponpes maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial. Langkah ini diharapkan dapat mendorong unit industri tersebut menjadi tempat magang para SDM di lingkungan Ponpes.“Pendekatan lainnya, kamiakan memberikan fasilitasi melalui program pelatihan dan pendampingan, jejaring, serta pembekalan manajerial guna menempa skill mereka yang akan dibekali oleh Direktorat Jenderal IKM,” tuturnya.

Gati pun menjelaskan,program Santri Berkreasi akan dijalankan melaluidua jenis kegiatan, yaitu Lifeskill Program danPesantren Animation Center (PAC).Lifeskill Program merupakan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa Ponpes untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini. “Sedangkan, kegiatan PACuntuk menyediakan wadah bagi para santri kreatif, yang telah mendapatkan Lifeskill Program agar terus memproduksi karya digital animasi dan multimedia sehingga tercipta keberlanjutan program sebelumnya yang telah diberikan,” paparnya.

Program-program penumbuhan wirausaha industri baru tersebut, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, di mana Kemenperin memiliki target penciptaan 5000 wirausaha baru pada tahun 2017 dan sebanyak 20 ribu wirausaha baru di akhir 2019. Selain itu, dalam upaya menghadapi era ekonomi digital dan Industry 4.0 yang membutuhkan SDM kompeten dan mampu menggunakan teknologi baru yang diterapkan oleh industri saat ini.

Potensi Ponpes

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, dalam kurun waktu 2013-2015, pihaknya melalui Ditjen IKM telah membina beberapa Ponpeslewat program pelatihan yang tematik dengan disesuaikan keperluan dan potensi industri saat ini. Kekuatan Ponpes, terlihat dari data Kementerian Agama, yang menunjukkan jumlah Ponpes di Indonesia sebanyak 27.290 lembaga dengan jumlah santri mencapai 3,65 juta orang pada tahun 2014.

Oleh karena itu, Kemenperin gencar menciptakan wirausaha industri baru di lingkungan Ponpes melalui program Santripreneur agar para lulusannya nanti dapat turut mendorong penumbuhan IKM di Tanah Air. “Untuk meningkatkan skala ekonomi IKM, kami juga melakukan pendampingan yang memastikan adanya jaminan produk, keamanan dan standar. Selain itu, kami mendorong pemanfaatan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian digital melalui pengembangan e-smart IKM,” ujar Airlangga.

Kemenperin mencatat, jumlah IKM tumbuh mencapai 165.983 unit pada tahun 2016 atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015. Sementara pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang. “Dengan pencapaian yang cukup besar, IKM memiliki peran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan berkontribusi pada pengembangan sektor swasta yang dinamis,” tegas Menperin.

Airlangga berharap, pelaksanaan bimtek di lingkungan Ponpes mampu memupuk jiwa kewirausahaan para santri, sehingga mereka setelah lulusmampu menjadi pelaku IKM baru yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islami dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Misalnya, yang digelar di Ponpes Sunan Drajat dengan jumlah santri sebanyak 12 ribu orang (5.500 putra dan 6.500 putri) serta tenaga pendidik hingga 1.041 orang.

Pada acara Bimtek di Ponpes Sunan Drajat, para peserta mendapatkan berbagai materi, sepeti motivasi kewirausahaan, penjelasan mengenai Aplikasi Si Apik dari Bank Indonesia Jawa Timur, pembekalan materi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Klinik HKI Ditjen IKM serta materi Desain Kemasan dan Merek dari Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Industri Makanan dan Minuman dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

Pada acara Serah Terima Bantuan Mesin dan Peralatan Bagi IKM, Kemenperin memberikan fasilitas berupa Chest Freezer, Blender, Mesin Penggiling Daging, Meat Balls Mixer, Mesin Pencetak Bakso, Kompor Gas High Pressure Full Set, Hand Sealer 200m, Hand Sealer 300m, dan Mesin Vacuum.

Kegiatan yang berlangsung hingga tanggal 13 Oktober 2017, diharapkan mampu meningkatkan keterampilan, kualitas produk, dan produktivitas kewirausahaan bagi para santri di lingkungan Ponpes, khususnya di Ponpes Sunan Drajat. “Program pengembangan produk pangan olahan ikan ini diharapkan produknya dapat memenuhi kebutuhan internal ponpes, hingga mampu menembus pasar lokal dan nasional  atau bahkan internasional,” ucapnya. tim

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan