- Advertisement -
Pro Legal News ID
Pidana

Elegi Seorang ‘Ratu’

Kukar, ProLegalNews.com

Perjalanan karier Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari tak ubahnya seperti sebait ironi. Bertabur dengan sederet prestasi namun berujung di bui, hanya karena ‘nyanyian’ seorang saksi.

Putri mantan Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani Hassan Rais ini telah menorehkan sederet prestasi dalam upaya untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Kutai Kartanegara. Menyadari jika perekonomian masyarakat Kutai Kertanegara sangat tergantung dengan hasil tambang, maka Rita Widyasari mendorong skala pembangunan dengan menitik beratkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memajukan sektor pendidikan.

Maklum sumber daya alam yang melimpah yang dimiliki oleh masyarakat Kukar adalah sumber daya tak terbarukan (unrenewable resource). Artinya suatu saat sumber daya alam itu akan habis. Maka untuk mengurangi ketergantungan dari sektor tambang, Pemkab Kukar meningkatkan kualitas SDM sebagai upaya untuk mendorong percepatan pembangunan dari sector lain terutama jasa.Upaya untuk meningkatkan kualitas SDM itu salah satunya adalah dengan cara memberikan bea siswa (scholarship) untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga S2. Program ini terbukti telah berhasil mengentaskan pendidikan terutama bagi siswa dan mahasiswa yang kurang mampu.

Selain berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM itu, Pemkab juga mendorong tumbuhnya sector industry laiinya terutama untuk usaha yang masuk dalam sekala kecil dan menengah. Apalagi sektor ini terbukti efektif untuk menyerap tenaga kerja. Upaya ini terbukti berhasil dengan tumbuhnya jumlah Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kutai Kartanegara. Bahkan Menteri Perindustrian, Erlangga Hartarto telah memberi anugerah Gelar Upakarti kepada Bupati Kartanegara, Rita Widyasari sebagai penghargaan atas kepedulian Bupati terhadap Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang ada di Kutai Kartanegara.

Selain berbagai upaya terobosan yang telah dilakukan oleh Pemkab Kutai Kartanegara secara internal, Pemkab juga melakukan upaya pembenahan terutama dalam upaya untuk menciptkan good & clean governance (pemerintahan yang baik dan bersih) sehingga tercipta tranparansi dan akuntabilitas. Hal ini menjadi interest tersendiri bagi Bupati Rita Widyasari. Sebagai wujud dan komitmen itu Rita selalu aktif dalam forum Kolaborasi Integritas Nasional II yang diadakan oleh KPK di Papua. Hebatnya, dalam forum itu Rita didapuk sebagai ketua kelas sekaligus role model leadership.

Penghargaan itu seakan menjadi pembuktian atas komitmen Bupati Rita yang ingin menciptakan good & cleans gouvernance di pemerintahan yang dipimpinnya.
Dengan sederet prestasi yang telah diraihnya, maka tak mengherankan jika Rita ditunjuk untuk mengurus berbagai organisasi. Seperti misalnya, Rita telah ditunjuk sebagai salah satu Bendahara dalam kepanitian Asian Games 2018. Penunjukan itu pasti bukan tanpa dasar, dan mustahil ditunjuk sebagai bendahara bila tidak memiliki kemampuan managerial yang memadai.

Melihat track reccord Rita Widyasari yang terbilang kinclong itu, tak mengherankan Rita tak ubahnya seperti ‘Ratu’ yang memiliki tangan seperti midas. Tangan yang mampu menyulap Kutai Kartanegara menjadi salah satu daerah terkaya di Indonesia. Dengan tingkat kemakmuran yang paling tinggi di Nusantara.
Maka dengan tersandungnya Rita oleh ‘nyanyian’ seorang saksi di depan KPK, maka masa depan Kukar menjadi tanda Tanya besar. Apalagi konon saksi tersebut berasal dari mantan tim sukses rival dari Rita Widyasari dam Pilkada lalu. Keterangan saksi inipun disinyalir sangat berbau politik. Maklum, tahun depan Rita Widyasari akan maju dalam pertarungan Pilkada Kaltim untuk memperebutkan posisi sebagai orang nomor satu di Kaltim. altazri

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan