- Advertisement -
Pro Legal News ID
Nasional

Memburu Harta Karun Soekarno Di Cikini

Jakarta, Pro Legal News – Saat konflik Indonesia- Malaysia, Presiden Soekarno kala itu memobilisasi masa untuk memberikan kontribusi terhadap perjuangan, melawan Harimau Malaya. Momentum itulah  yang  melahirkan istilah dana revolusi yang  jumlahnya disebut-sebut bisa untuk mengatasi krisis, ekonomi.  Tetapi   hingga saat ini keberadaan dana revolusi bersifat spekulatif karena tidak bisa dikonfirmasi.

Tetapi disaat Bangsa  Indonesia mengalami krisis kebangsaan seperti saat ini, krisis yang muncul karena perubahan sistem yang mampu membelah masyarakat dan terfragmentasi  dalam beberapa kelompok yang saling berhadapan, maka terapi atau obat yang paling efektif  untuk menyembuhkan luka kebangsaan itu adalah harta karun warisan Bung Karno berupa ajaran Bung Karno atau Soekarnoisme, berupa ajaran nasionalisme yang dihimpun Soekarno dari wall of mind   dari sejumlah pemikir-pemikir besar  seperti Otto Bauer, Karl Renan, Karl Kautsky, Jean Jorees dll.

Untuk memburu harta karun itu, satu-satunya kampus yang menginventarisir ajaran Bung Karno adalah Universitas Bung Karno  yang menjadikan Ajaran Bung Karno sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) bersama dengan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.  Maka kuliah di kampus yang berada di Cikini selain memperoleh pengetahuan yang scientific, juga bisa menempa wawasan kebangsaan secara kognitif sesuai dengan dinamika politik yang terjadi di masyarakat.

Meski relatif masih muda, Universitas Bung Karno dibawah kepemimpinan Dr. Didik Suharyanto, S.H., M.H sebagai Rektor ini telah melahirkan sarjana-sarjana yang qualified dalam bidangnya masing-masing. Sejak izin berdirinya UBK yang keluar pada tanggal 11 Juni 1999 serta diresmikan oleh Presiden BJ Habibie  pada tanggal 22 Juni 1999, lembaga pendidikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Soekarno ini terus berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan bangsa.

Yang mengagumkan dari Yayasan Pendidikan  Soekarno yang saat ini diketuai oleh M. Mahendraputra, S.H., M.H ini mampu mandiri dengan kesederhanaan. Ditengah persaingan yang sengit dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Meski tidak sedikit tawaran bantuan yang datang dari berbagai donatur, termasuk donatur asing, tetapi tetap kekeuh ditolak oleh almarhumah Dr. (HC) Rachmawati Soekarnoputri, S.H yang  saat itu duduk sebagai Ketua Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno.

Salah satu fakultas favorit dari UBK ini adalah Fakultas Hukum. Antusiasme calon mahasiswa UBK itu  salah satunya terilhami oleh Bung Karno yang telah memperoleh anugerah 26  gelar Doktor Honoris Causa Ilmu Hukum dari berbagai universitas  bergengsi di dunia. Selain itu kualitas sarjana hukum jebolan UBK cukup disegani di kalangan civitas akademika. Pengacara  terkenal alumni UBK juga cukup banyak yang menghiasi dunia peradilan di Indonesia. Selain itu banyak pesohor yang juga kuliah di FH UBK terutama untuk kelas sore. Sehingga tak mengherankan bila peminat Fakultas Hukum UBK cukup membludak.

Fakultas  yang akan menghasilkan sarjana-sarjana hamba wet (aparat penegak hukum) ini ditunjang oleh dosen-dosen pengajar yang cukup qualified. Tercatat ada sekitar 56 dosen yang mengajar di Fakultas Hukum UBK. Dengan metodologi pengajaran yang membuat mahasiswa proaktif, menjadikan kuliah sebagai hal yang menyenangkan. (Ger)

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan