Mamasa, Pro Legal News – Pemkab Mamasa siap dukung program Presiden Jokowi yang mentargetkan 1.000.000 orang di vaksin Covid 19 dalam sehari. Hal itu dikemukakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa, Dr Hajai S Tanga yang dikonfirmasi oleh Prolegal di ruangannya,(07/07/2021).
Dr. Hajai S Tanga selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa menjelaskan bahwa saat ini seluruh Puskesmas di Mamasa giat melakukan vaksinasi kepada seluruh masyarakat guna mensukseskan program Presiden.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa Polres dan juga Kodim turut dilibatkan dalam kegiatan vaksinasi sehingga lebih efektif dalam menyentuh masyarakat. “Kami berharap masyarakat dapat antusias dalam vaksinasi tersebut” tutur Dr Hajai S Tanga
Ia menjelaskan bahwa hingga data 5 Juli 2021 telah tervaksin sejumlah 19.351 orang tahap pertama dan 12.737 orang tahap kedua. “Kita targetkan Desember 2021 telah rampung atau minimal 70 % telah tervaksin baik itu Sinovac maupun AstraZeneca,” ujarnya.
Spesifikasi kedua vaksin tersebut adalah sebagai berikut :
- Vaksin Sinovac
Vaksin Covid-19 buatan perusahaan biteknologi asal China, Sinovac ini dikembangkan dengan teknologi vaksin, inactivated virus atau virus utuh dari SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, yang sudah dimatikan.
Tujuannya adalah untuk memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.
Metode inactivated virus bukanlah teknologi baru dalam pengembangan vaksin. Sebab, ini metode ini juga sering digunakan dalam pengembangan vaksin lain seperti polio dan flu.
Sementara itu, efikasi atau kemanjuran vaksin Sinovac yang disebut CoronaVac, berdasarkan uji klinis fase 3 di Indonesia menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 ini sebesar 65,3 persen. “Vaksin Sinovac yang diuji di Indonesia hasilnya per tanggal 9 Januari 2021 memiliki keamanan yang baik, imunogenesitas 99 persen, dan efikasi vaksin 65,3 persen,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad, Kusnandi Rusmil.
Selain di Indonesia, vaksin Sinovac juga telah diujikan di Turki dan Brasil. Di Turki, efikasi vaksin Covid-19 asal China ini mencapai 91,25 persen, dan di Brasil sebesar 50,4 persen.
Terkait efek samping vaksinasi Covid-19 dengan suntikan vaksin Sinovac, dilaporkan efek samping ringan hingga sedang. Selain nyeri di sekitar bekas suntikan, efek samping paling banyak dirasakan yakni gatal dan mengantuk.
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech dapat disimpan dalam lemari es, dengan suhu standar 2-8 derajat Celsius dan dapat bertahan hingga 3 tahun lamanya.
Untuk saat ini, suntikan vaksin Sinovac diprioritaskan pada orang dewasa sehat berusia 18-59 tahun. Serta, telah diberikan juga pada kelompok lanjut usia di atas 60 tahun.
Vaksin Sinovac yang ada di Indonesia, saat ini masih dinilai efektif melawan varian baru virus corona, salah satunya yang berasal dari Inggris, varian B.1.1.7.
2. Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan vaksin asal Inggris bersama ilmuwan di University of Oxford.
Vaksin Covid-19 ini berbasis vaksin vektor adenovirus simpanse. Artinya, pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghidari kemungkinan infeksi parah terhadap manusia.
Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari virus corona Covid-19 yang disebut protein spike, bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus corona SARS-CoV-2.
Saat vaksin dikirim ke sel manusia, vaksin akan memicu respons kekebalan terhadap protein spike, menghasilkan antibodi dan sel memori yang akan mampu mengenali virus penyebab Covid-19.
Vaksin vektor Adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV, dan Ebola.
Efikasi vaksin AstraZeneca menawarkanperlindungan 64,1 persen setelah satu dosis suntikan, dan 70,4 persen setelah suntikan kedua.
Komite Vaksin memperkirakan dari tiga minggu hingga 9-12 minggu setelah penyuntikan pertama, vaksin dapat mencegah sekitar 70 persen kasus penyakit serius.
Efek samping vaksin AstraZeneca, menurut catatan yang dilaporkan, sebagian besar memberi reaksi ringan hingga sedang. Antara lain seperti nyeri, gatal atau memar pada bekas suntikan. Selain itu, ada rasa lelah, menggigil, demam, sakit kepala, mual dan lain sebagainya.
Selain itu, efek samping paing jarang adalah napsu makan menurun, keringat berlebih, hingga kulit gatal atau ruam kulit. Vaksin ini juga termasuk jenis vaksin dengan penyimpanan yang tidak rumit. Karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem.
Vaksin AstraZeneca dapat disimpan dalam suhu standar antara 2-6 derajat Celsius, sehingga dianggap sebagai vaksin yang paling sesuai untuk didistribusikan di daerah-daerah.
Usia penerima vaksin AstraZeneca disarankan pada orang berusia 18-64 tahun, serta direkomendasikan untuk diberikan pada lansia usia 60 tahun ke atas.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca juga diklaim efektof dalam melawan varian baru virus corona B.1.1.7. K Parangka