- Advertisement -
Pro Legal News ID
Ekonomi Bisnis

Kunjungan ke Aceh Menperin Angkat Potensi IKM Bordir dan Minyak Atsiri

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika mengunjungi IKM Karya Indah Bordir di Aceh Besar, Jumat (14/12).

Aceh, Pro Legal News – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin memacu industri kecil dan menengah (IKM). Tujuannya agar hasil produksi bisa mengangkat kearifan budaya lokal dan potensi sumber daya alam setempat.

Upaya ini diyakini mampu meningkatkan keunggulan khas produk lokal sehingga menjadi nilai tambah bahan baku dalam negeri. “Selama ini IKM menjadi sektor andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kami terus berupaya mendongkrak daya saingnya,”” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika mengunjungi IKM Karya Indah Bordir di Aceh Besar, Jumat (14/12).

Menurut Menperin, pihaknya telah melakukan berbagai program strategis yang bertujuan menjaga keberlangsungan usaha IKM nasional. Salah satu contoh memfasilitasi ketersediaan bahan baku serta pelaksanaan program restrukturisasi mesin dan peralatan.

Untuk menggenjot produktivitas IKM bordir di Aceh, Kemenperin akan bantu melalui pemberian alat produksi dan kemudahan akses bahan baku seperti kulit. ,”Supaya bisa lebih kompetitif di pasar internasional. Kemenperin juga bakal memfasilitasi pembinaan desain dan kemasan produk, ujarnya.

Pada kesempatan itu, Airlangga memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia (BI) yang turut memberdayakan IKM bordir di Aceh, khususnya kelompok usaha Karya Indah Bordir. “BI sudah mengajak ibu-ibu di Aceh lebih produktif dan membantu promosi hasil bordir ke luar negeri,” ungkapnya.

Dikatakan Menperin Airlangga, kini diperlukan langkah kolaborasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan dalam memajukan IKM nasional. ‘Melalui berbagai program dan kegiatan, kita terus tingkatkan kapasitas IKM dengan potensi yang ada,” inbuhnya.

Langkah ini sejalan dengan tekad Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini gencar membangkitkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di dalam negeri. Selain itu menjadi wujud implementasi salah satu program prioritas pada Making Indonesia 4.0.

“Di Aceh, sektor IKM cukup potensial di antaranya penghasil olahan kopi, makanan dan minuman, serta pengolahan minyak atsiri. Hampir tidak ada parfum yang tanpa menggunakan bahan baku minyak atsiri,” papar Airlangga.

Pada kunjungan tersebut, Menperin Airlangga mengapresiasi sentra kerajinan bordir yang dijalankan oleh 150 orang perajin yang mayoritas kaum  ibu rumah tangga. Salah satu pengusaha bordir ternama, yaitu pemilik Karya IndahBordir Ellia Sari.

Kerajinan bordir yang diproduksi kelompok itu sudah merambah pasar ekspor mulai ke Malaysia hingga Amerika Serikat. “Keunikan produk tas Aceh adalah pada proses pembuatannya yang dijahit manual. Kami terus menekankan kepada pengrajin supaya menjaga kualitas sehingga terus diterima konsumen dan produk kami dapat terus bersaing,” tandasnya.

Karenanya IKM tas Aceh membutuhkan mesin finishing, tas, kemudahan akses bahan baku dan tambahan tenaga kerja. Karya Indah Bordir memiliki kapasitas produksi sebanyak 1.000-2.000 buah per bulan. Berbagai produk dihasilkan, terdiri dari tas bordir Aceh, sarung bantal, dompet dan sajadah. IKM ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 35 orang.

Sementara Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, bordir Aceh telah menjadi salah satu tombak perekonomian masyarakat setempat. “Bordir Aceh kini mendominasi semua corak hiasan pada souvenir. Paling populer adalah tas sehingga dijulukilah tas Aceh,” ungkapnya.

Ada banyak motif bordir yang melekat pada souvenir mulai dari motif khas Gayo, Aceh Barat, Pucok Reubong khas Aceh Besar serta corak Aceh Tenggara yang cukyp unik.

Kemenperin juga melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi IKM di tahun 2018 ini. “Seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak IKM yang menjadi peminat program ini,” ucapnya.

Jumlah IKM yang mendapatkan fasilitasi restrukturisasi yaitu sebanyak 111 IKM. Total nilai investasi mencapai Rp77,2 miliar dan total nilai potongan (reimburse) mencapai Rp11,78 miliar. Tim

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan