- Advertisement -
Pro Legal News ID
Ibukota

Kini Belanja Di DKI Tak Perlu Pakai Uang Tunai, Wagub Sandiaga Luncurkan Smart Pasar

Jakarta, Pro Legal News Sesuai dengan janjinya selama  masa kampanye, pasangan Anies dan Sandi terus berusaha untuk menciptakan banyak lapangan kerja melalui Program One Kecamatan One Centre Entrepeneurship (OK OCE). Untuk mewujudkan programnya itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meluncurkan program aplikasi ‘Smart Pasar’ di Pasar Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (2/6).

Program ini merupakan bagian dari program unggulan One Kecamatan One Centre Enterpreneurship (OK OCE) yang mengusung konsep cashless atau menggunakan uang elektronik untuk berbelanja.

Dengan aplikasi ini, transaksi cukup dilakukan dengan ponsel atau tablet. Hanya saja pembeli dan penjual masing-masing harus memiliki aplikasi yakni OK OCE Genius untuk penjual dan T-money milik PT Telkom untuk pembeli.

Pembeli akan memilih terlebih dulu barang yang akan dibeli, kemudian penjual akan memotret kode matriks dua dimensi atau Quick Response/QR Code yang tertera di aplikasi pembeli untuk memasukkan total harga ke dalam aplikasi.

Harga tersebut nantinya muncul di aplikasi T-money pembeli dan saldo akan langsung berkurang sesuai harga yang harus dibayar.

Masing-masing pedagang harus menyediakan sendiri perangkat berupa telepon genggam, dan tidak disuplai oleh Pemprov DKI atau Telkomsel.

Saat peluncuran, Sandi menyempatkan membeli sejumlah perlengkapan seperti baju koko, kerudung, dan sorban di salah satu stand milik penjual pasar. “Ini berhasil ya Rp290 ribu,” ujar Sandi sambil menunjukkan bukti transaksi dalam tablet yang disediakan oleh penjual, tanpa mengeluarkan uang tunai.

Selain membeli perlengkapan baju, Sandi juga sempat mendatangi stand penjual kacamata. Ia membelikan dua buah kacamata masing-masing untuk Lurah Pondok Pinang dan Camat Kebayoran Baru.

Sandi mengatakan ‘Smart Pasar’ merupakan program kerja sama antara OK OCE dengan PT Telkom, satu-satunya penyedia aplikasi pembayaran yang digandeng Pemprov. “Zaman now zamannya kolaborasi, ini bisa menghasilkan daya dobrak ekonomi yang lebih keras,” katanya.

Selain melalui transaksi digital, Sandi juga mendorong agar Pasar Pondok Indah dibuat dengan konsep ‘kekinian’. Salah satu yang dapat dilakukan, menurutnya, dengan memberikan kemudahan akses menuju pasar. “Saya cek transportasi publiknya, kereta atau transjakarta (harus ada). Traffic-nya akan hidup, kalau hidup enggak perlu lagi repot jualan,” ucap Sandi.

Program Non Tunai

Executive Vice President PT Telkom Teuku Muda Ananta mengatakan penggunaan QR Code untuk pembayaran diyakini memudahkan transaksi antara pembeli dan penjual.

Di sisi lain, transaksi ini juga mendukung pemerintah yang giat menjalankan program non tunai di masyarakat. “Ini mendukung gerakan pemerintah untuk non tunai,” ucap Ananta.

Selain di Pasar Pondok Indah, program ‘Smart Pasar’ rencananya juga akan dijalankan secara bertahap di 153 pasar milik PD Pasar Jaya.

Sementara itu salah satu penjual, Dwi Hartati, merasa terbantu dengan fasilitas transaksi non tunai karena dirinya tak perlu kerepotan lagi menyiapkan uang kembalian. “Ya terbantu enggak perlu pakai uang tunai banyak-banyak,” katanya.

Meski demikian, Dwi mengaku harus teliti menggunakan aplikasi tersebut karena baru pertama kali menggunakan. “Gampang pakainya tapi pelan-pelan karena harus input harga juga ke aplikasi,” tutur Dwi. Tim

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan