- Advertisement -
Pro Legal News ID
Ekonomi Bisnis

Dirjen IKM, Kemenperin RI, Ir Gati Wibawaningsih : Industri Kendaraan Bermotor 90 % Gunakan Local Contens

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Dirjen Industri Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih berjabat tangan bersama dengan Direktur Utama PT. Sarinah (Persero) GNP Sugiarta Yasa, Direktur Utama PT. Boma Bisma Indra (Persero) Rahman Sadikin, Direktur Utama PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk Sukandar, serta Direktur Utama PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Agus Andiyani.

Jakarta, ProLegalNews.com.

Penggunaan kandungan lokal (local contens) dalam industri kendaraan bermotor terus meningkat secara signifikan. Harus dilakukan bimbingan secara intensif untuk menjaga standarisasi mutu.

Saat ini penggunaan local contens (kandungan lokal) dalam industri kendaraan bermotor di Indonesia telah mencapai 90%. Komponen kendaraan bermotor itu diproduksi oleh sekitar 500 industri kecil dan menengah yang tersebar di berbagi sentra-sentra IKM seperti di Ngingas, Sidoarjo, Jatim, dan   Tegal, Purbalingga, Klaten serta Jabodetabek. Para IKM yang tergabung dalam Perkumpulan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) itu telah menjadi supply chain industri besar otomotif.  Hal itu diungkapkan oleh Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Ir Gati Wibawaningsih yang didampingi oleh Direktur Industri Kecil dan Menengah, Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Endang Suwartini.

Penjelasan  Dirjen IKM Kemenperin ini,  seakan menjawab rekomendasi dari Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) pada putusan perkara no 04/KPPU -1/2016 yang mengadili PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (PT YIMM) agar meningkatkan penggunaan kandungan lokal dalam produksi kendaraan bermotor. Namun hingga saat ini masyarakat awam tidak mengetahui jika penggunaan kandungan lokal itu telah meningkat secara signifikan. Hanya sebagian kecil komponen kendaraan bermotor yang hingga saat ini harus tetap diimpor dari luar negeri.

Menurut Dirjen berparas ayu ini, sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 14 tahun 2015 serta UU No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, pemerintah terus melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan pola achievment, motivation dan training terhadap industri, kecil dan menengah. Dengan Bimtek secara intensif diharapkan para IKM itu bisa meningkatkan kemampuan SDM para IKM itu dalam memproduksi komponen yang dibutuhkan oleh para produsen kendaraan bermotor, sekaligus bisa menjaga standarisasi mutu dari produk yang mereka hasilkan.

Dengan tutur kata yang lembut, Dirjen berpenampilan anggun ini menuturkan secara detail, untuk merubah habit atau mind set para IKM agar menjaga kualitas mutu produksi serta tidak bersikap pragmatis ternyata bukanlah perkara mudah. Sehingga trust dari para produsen otomotif besar tetap terjaga. Butuh intensitas  dan kesabaran dalam proses pendampingan agar para IKM itu memiliki kesadaran untuk menjaga kualitas produksinya. Dalam proses pendampingan itu Direktorat IKM menggandeng Yayasan Darma Bahkti Astra (YDBA) untuk meningkatkan kemampuan SDM dari para IKM.

Salah satu upaya untuk menjaga kualitas produksi dari para IKM itu adalah melakukan standarisasi mutu melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Industri di Direktorat Industri Kecil Dan Menengah, Kementerian Perindustrian. Para IKM itu juga dibimbing untuk mengikuti penerapan standar mutu sesuai dengan ISO 9001.  Selain melakukan standarisasi mutu, untuk meningkatkan kualitas serta kapasitas produksi Direktorat IKM membantu para IKM dengan pola link and match (kemitraan) dengan sejumlah BUMN seperti PT Inka, PT KS, PT KAI dll.

Dengan bimbingan yang intensif, kualitas IKM itu saat ini telah meningkat secara signifikan. Setidaknya terlihat dari meningkatnya jumlah IKM yang telah menjadi mitra dari industri besar otomotif seperti PT Gaya Tehnik Logam, PT Mirafik Manufactur, PT Karya Paduyasa, UD Berkah, PT FNF Metalindo  yang bermitra dengan PT Berdikari Metal yang merupakan vendor Tier 1 PT AHM (Astra Honda Motor) dan PT FNF Metalindo yang bermitra dengan PT Dharma Polymetal yang juga merupakan vendor Tier 1 PT AHM.

Namun dalam proses pengembangan IKM ini juga ada kendala persoalan klasik yang dihadapi para IKM yakni keterbatasan modal serta bahan baku.  Maka untuk mengatasi persoalan itu Dirjen IKM, ikut membantu membuka akses permodalan dengan bekerja sama dengan perbankan nasional. Seperti misalnya dengan Bank BNI yang memiliki program pemberian kredit melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Kualitas IKM yang terus meningkat secara signifikan diharapkan bisa memberikan  multi plier effect bagi perekonomian nasional serta terciptanya lapangan kerja. Apalagi dengan adanya peningkatan local contens hingga 90%. Maklum pasar otomotif di tanah air terutama untuk jenis kendaraan bermotor roda dua memiliki prospek yang sangat cerah. Hingga saat ini tercatat setidaknya 2,5 juta unit kendaraan bermotor roda dua terjual setiap tahunnya. tim

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan