- Advertisement -
Pro Legal News ID
Politik

BPN Tetap Meninta Jenazah Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Agar Diotopsi

Jenazah anggota KPPS 13 Perum Hegarmanah, Cianjur, Jawa Barat, Entis Tisna Sasmita (62) saat akan dibawa ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Entis meninggal diduga kelelahan usai menjalankan tugas di TPS.

Jakarta, Pro Legal News – Usulannya tidak direspon dan dinilai tidak manusiawi. Hal ini membuat anggota BPN Mustofa Nahrawardaya heran.

Usulannya agar anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia diautopsi dinilai tidak manusiawi. Pada hal tujuan baik agar masyarakat mengetahui penyebab pasti kematian ratusan petugas KPPS itu.

Masyarakat terus bertanya tanya terkait meninggalnya ratusan orang anggota KPPS yang katanya akibat kelelahan. “Autopsi itu kan biasa, tapi ditanggapi tidak manusiawi. Justru membiarkan misteriusnya kematian banyak orang dan sakit, harus diungkap agar tidak terulang di periode yang akan datang,” kata Mustofa di Ambhara Hotel, Jalan Iskandarsyah Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (5/5).

Banyaknya petugas KPSS yang meninggal dunia dan jatuh sakit pada Pemilu 2019, membuat Mustofa cukup heran. Melihat ada keanehan, menjadi dasar bagi Mustofa mewacanakan agar jenazah anggota KPPS dan petugas pemilu lainnya diautopsi.

Utuk diketahui, per 1 Mei 2019, tercatat sebanyak 380 orang petugas KPPS meninggal dunia. Petugas Bawaslu 79 orang dan polisi 22 orang meninggal dunia di seluruh Indonesia.

Sedang petugas KPPS  yang sakit berjumlah 3192 orang, petugas Bawaslu sebanyak 1395 orang. “Jumlahnya banyak sekali,” tegasnya.

Mustofa mengaku masih penasaran dan minta diotopsi jenazah petugas KPPS, polisi, maupun petugas lainnya yang meninggal dunia selama bertugas pelaksanaan Pemilu 2019.

Menurut Mustofa, banyaknya anggota KPPS dan petugas pemilu yang meninggal pada pemilu kali ini merupakan rekor baru. “Saya tidak pernah melihat orang mati sebanyak ini selama saya mengikuti pemilu dari tahun 1970. “Ini mencurigakan,” tegasnya.

Sementara itu Said Didu menghubungkan banyaknya petugas pemilu yang meninggal dengan pemilu yang disebutnya jauh dari jujur dan adil.

“Jadi kita berkesimpulan bahwa seluruh komponen bangsa mengakui bahwa pemilu kali ini hanya berlangsung damai. Itu kesimpulan yang bisa kita sepakati. Saya menantang siapapun yang berani menyatakan pemilu kali ini tidak curang,” kata Said.

Sebelumnya Staf Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin terheran-heran atas keinginan kubu BPN Prabowo membongkar jenazah anggota KPPS. Ngabalin mengaku tidak bisa membayangkan keluarga almarhum dan almarhumah anggota KPPS yang gugur menyukseskan Pemilu 2019.

Menurutnya, BPN telah berburuk sangka soal kematian para anggota KPPS, seolah-olah mereka meninggal dunia akibat kecurangan soal Pemilu 2019. Ngabalin menilai kecurigaan soal adanya misteri kecurangan disebabkan tiadanya rasa legowo terhadap Pemilu 2019. Tim

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan