Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat meninjau langsung proses evakuasi dan distribusi logistik terutama makanan yang dilakukan Dinas Sosial DKI Jakarta bersama Tagana dan para relawan lainnya.
Pro Legal
Dalam beberapa hari terakhir intensitas hujan cukup lebat terjadi di wilayah Jabodetabek. Ironisnya, secara topografi, mayoritas wilayah DKI Jakarta lebih rendah dari lautan. Sehingga tingginya curah hujan itu berpotensi terjadi banjir besar, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya. Untuk mengantisipasi terjadinya banjir itulah Kementerian Sosial menyiagakan dapur umum dan 81 Kampung Siaga Bencana (KSB).”Sebagai tahap awal, Kemensos mengaktifkan 81 KSB, 15 KSB di Jakarta Timur di antaranya sudah melakukan evakuasi dan mendirikan Dapur Umum Lapangan (Dumlap) yang dikelola oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) bersama Dinas Sosial DKI Jakarta,” kata Menteri Sosial Idrus Marham dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Beberapa Kampung Siaga Bencana seperti di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu dan Kelurahan Pengadegan Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan sejak Senin (5/2) telah mengelola dapur umum dibantu oleh Tagana. Secara mandiri, warga melakukan evakuasi dan berkumpul di beberapa rumah warga yang tidak terendam banjir. Bantuan logistik juga sudah mulai disalurkan Senin malam. Selain mengaktifkan seluruh KSB di wilayah Jakarta, juga menyiagakan Tagana. DKI Jakarta memiliki 2.046 personil Tagana.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat meninjau langsung proses evakuasi dan distribusi logistik terutama makanan yang dilakukan Dinas Sosial DKI Jakarta bersama Tagana dan para relawan lainnya. Dapur Umum Lapangan dipusatkan di Kantor Walikota Jakarta Timur. Bersama tim Kemensos, Harry mengunjungi lokasi banjir di Kelurahan Bidaracina, Jalan Arus Cawang dan Kampung Melayu. “Saya melihat proses penanganan berjalan dengan cepat dan responsif. Warga bersama Tagana dan unsur relawan lainnya telah bahu-membahu saat terjadi bencana. Meliputi membantu penanganan korban, membuat laporan kondisi wilayah yg terdampak bencana dan kondisi korban bencana di pengungsian, serta mendirikan tenda dan dapur umum lapangan,” kata Harry.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat meninjau langsung proses evakuasi dan distribusi logistik terutama makanan yang dilakukan Dinas Sosial DKI Jakarta bersama Tagana dan para relawan lainnya.
Untuk memastikan semua bantuan bisa cepat sampai kepada para korban, Dirjen Linjamsos memantau proses distribusi logistik di lokasi pengungsian. Bantuan terus mengalir baik dari pemerintah pusat maupun daerah setempat, serta dari warga. “Selasa dini hari saya ke lokasi pengungsi di Kelurahan Bidara Cina. Ketinggian air mencapai dua meter dan warga telah memadati lokasi pengungsian. Prioritas utama adalah kelompok rentan yakni ibu hamil dan menyusui, bayi, anak-anak, penyandang disabilitas, dan lanjut usia,” tegasnya.
Berikut daftar KSB yang diaktifkan di wilayah yang terkena genangan banjir di wilayah Jakarta yaitu di Kelurahan Cawang, Cililitan, Bidaracina, Manggarai, Kebon Baru, Pejaten Timur, Rawa Jati, Pengadegan, Bukit Duri, Bangka, Cilandak Timur, Petogogan, Lenteng Agung, Cipinang Melayu dan Kampung Melayu.
Upaya yang dilakukan KSB dalam penangaan banjir yaitu mendirikan tenda pengungsi, mengaktifkan dapur umum, mendistribusikan logistik, menyiapkan lokasi pengungsian dan evakuasi mandiri.
Sementara disela-sela kunjungannya Mensos mengatakan, berdasarkan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Kementerian Sosial berada dalam Klaster Pengungsian dan Perlindungan. Salah satu tugasnya adalah memastikan tenda pengungsian dan dapur umum telah didirikan dan siap melayani warga. “Keberadaan KSB di lokasi rawan bencana dimana TAGANA sebagai fasilitator dan warga sebagai relawan terlatih sangat penting dan terbukti mampu melakukan antisipasi dan ketahanan masyarakat saat terjadi bencana,” tutur Mensos.
Hingga Senin malam, total jumlah warga terdampak banjir Jakarta sebanyak 4.305 jiwa, 1129 Kepala Keluarga. Total jumlah pengungsi sebanyak 3.100 jiwa 831 KK. Jakarta Timur, banjir terjadi di Kecamatan Kramat Jati tepatnya di Kelurahan Cawang, Cililitan, Kampung Melayu, Bidara Cina, Cipinang Melayu, Balaikambang. Di Kecamatan Jatinegara banjir mengenangi rumah warga di Kelurahan Cipinang Muara dan Bidara Cina. Ketinggian air rata-rata mencapai 20–200cm. Total jumlah pengungsi hingga Senin malam sebanyak 2421 jiwa 626 Kepala Keluarga.
Di Cililitan, tenda dan dapur umum sudah didirikan di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Cililitan. Bantuan logistik mulai disalurkan sejak Senin malam. Sementara di Kelurahan Cawang, sebanyak dua tenda pengungsian juga didirikan di Halaman Rumah Sakit Budi Asih dan Gang Arus untuk menampung pengungsi dari Kelurahan Cawang. Demikian halnya dapur umum juga didirikan di Kantor Suku Dinas Sosial Jakarta Timur dan di Cipinang Melayu, satu tenda juga sudah didirikan di Universitas Borobudur.
Di Jakarta Selatan banjir hingga ketinggian 175cm menerjang sejumlah kecamatan yakni Kelurahan Kebon Baru Kcamatan Tebet, Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu, Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan, Petogoggan Kebayoran Baru, Lenteng Agung dan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Rawajati Kecamatan Pancoran, Pondok Labu Kecamatan Cilandak. Jumlah total pengungsi sebanyak 679 jiwa 205 KK. Di Jakarta Barat genangan air setinggi 10–15 cm terjadi di Kelurahan Duri Kosambi Kecamatan Cengkareng dan Kelurahan Tegal Alur Kecamatan Kalideres. Tim