Jakarta, Pro Legal News – Kementerian Perindustrian terus menjalan berbagai program untuk menumbuhkan wirausaha industri baru. Salah satu langkah strategisnya mendorong pembentukan koperasi di lingkungan pondok pesantren.
“Peran koperasi menjadi kekuatan baru yang bisa mengakselerasi peningkatan daya saing industri dalam negeri terutama sektor industri kecil dan menengah (IKM),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Sabtu (9/6).
Sebelumnya masalah pentingnya koperasi juga disampaikan Menperin Airlangga saat berkunjung di kediaman KH Maimoen Zubair, di Pondok Pesantren Al-Anwar, Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Senin 4 Juni 2018.
Ketika itu dia meluangkan waktu khusus untuk datang ke pondok pesangtren itu dalam rangkaian agenda kunjungan kerjanya di Jawa Tengah. Sebelumnya bersama rombongan Airlangga mengunjungi pabrik elektronik PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) di Kudus.
Koperasi dinilai Airlangga mampu menghimpun dan melibatkan banyak masyarakat dalam menumbuhkan aktivitas wirausaha yang dapat mendorong pemerataan ekonomi di Indonesia. “Kita punya potensi dari jumlah pondok pesantren yang sangat banyak dan tersebar di seluruh daerah,” tutur Menperin.
Program koperasi di pondok pesantren sejatinya telah digalakkan sejak lama. Bahkan telah populer ketika di era ayahnya, Ir. Hartarto Sastrosoenarto yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada tahun 1983-1993.
“Program ini vakum hingga kini. Almarhumdulillah ayah saya dahulu telah mendorong koperasi di pesantren. Saat ini, mari kita hidupkan kembali agar para santri bisa mulia bekerja sendiri dan dapat mempekerjakan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Menperin meyakini, pelaksanaan program koperasi di setiap pondok pesantren mampu menciptakan ekosistem perekonomian di Tanah Air. Para santri nantinya bisa mencukupi kebutuhannya dengan penghasilan tambahan dari usaha di pondok pesantren.
Pemerintah lanjut Airlangga sangat mendukung kegiatan wirausaha di pondok pesantren. Bahkan, Presiden Joko Widodo juga mendorong segala kegiatan positif yang dilakukan di pondok pesantren harus didukung oleh pemerintah.
Untuk diketahui Kemenperin telah menginisasi program yang dinamakan Santripreneur. “Ada dua model, yakni Santri Berindustri dan Santri Berkreasi,” ungkap Airlangga.
Santri Berindustri merupakan upaya pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh pondok pesantren maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial. Sedang Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa pondok pesantren untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini.
Kementerian Perindustrian juga memberikan bantuan peralatan dan mesin sesuai kebutuhan pondok pesantren. Salah satunya mesin untuk membuat roti, air minum dalam kemasan dan pengolahan sampah.
Menperin Airlangga berharap, program ini dapat terlaksana secara luas di seluruh Indonesia, terlebih di wilayah Jawa Tengah yang memiliki jumlah pondok pesantren yang cukup banyak.
Mbah Moen, sapaan KH Maimoen Zubair mengaku amat senang dengan kunjungan Menperin Airlangga dan rombongan ke pondok pesantrennya. “Saya sangat bergembira atas kunjungannya. Pondok ini selalu memadukan unsur agama dan kebangsaan. Kami berharap, dari kunjungan ini, para santri saya bisa menjadi penerus negeri ini di masa mendatang,” ujarnya.
Menurut Mbah Moen, Pondok Pesantren Al-Anwar berdiri sejak tahun 1969 dan hingga saat ini jumlah santrinya lebih dari 9.000 orang. “Kami tidak hanya punya pondok salafiyah, tetapi juga ada perguruan tinggi yang terletak di Al-Anwar 3 dan berencana untuk mendirikan Al-Anwar 4,” ungkapnya. Tim