- Advertisement -
Pro Legal News ID
Opini

Airlangga Cawapres Yang Terbaik

Oleh : Gugus Elmo Ra”is

Jakarta, Pro Legal NewsProses pendaftaran Capres dan Cawapres di KPU tinggal dalam waktu satu bulan lagi. Meski hingga saat ini belum ada pasangan penantang calon inkumben, namun secara definitif Jokowi juga belum menentukan calon pendampingnya. Konstelasi politik terkini serta tingkat elektabilitas Jokowi yang belum berada pada titik aman, membuat pemilihan Cawapres menjadi persoalan yang pelik dan krusial.

Dalam bursa Cawapres ada beberapa nama kandidat yang kini muncul di permukaan, seperti mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Ketua MK, Mahfud MD, Menkeu Sri Mulyani, Ketum PPP, Romahurmuzy, Ketum PKB, Muhaimin Iskandar serta Ketum Golkar, Airlangga Hartato. Hasil beberapa lembaga survey secara elektabilitas, menempatkan nama-nama itu dalam posisi yang nyaris seimbang. Kondisi itu membuat proses penentuan Cawapres untuk mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang menjadi semakin rumit.

Walaupun berdasarkan kualifikasi normatif, seperti elektabiltas, kapabilitas, integritas yang nyaris berimbang, tetapi dalam berbagai parameter, secara kualitatif akan terlihat jika Ketua Umum, Airlangga Hartato memiliki kualitas yang lebih dibandingkan dengan calon-calon yang lain. Tesis seperti itu tidaklah berlebihan jika kita melihat beberapa fakta empirik. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Airlangga diantaranya adalah :

Personal image, Airlangga sebagai politisi yang santun sangat melekat kuat. Menteri Perindustrian ini nyaris tidak pernah terlibat perseteruan dengan politisi lain. Airlangga dikenal memiliki pola pendekatan yang elegan terhadap lawan-lawan politiknya. Pola pendekatan seperti itu diperlihatkan Airlangga ketika terpilih menjadi Ketum Golkar, Airlangga menghindari permis the winner take all dengan mengakomodir kubu lawan politiknya. Karakter ini akan mempersempit potensi terjadinya kegaduhan politik  serta  polemik yang menguras energi apabila Airlangga terpilih sebagai Cawapres. Sehingga pemerintahan baru yang terpilih akan bisa fokus dan kosentrasi dalam menjalankan program pembangunan.

Airlangga juga bisa berperan sebagai dinamisator  pembangunan. Untuk menciptakan kesinambungan pembangunan (sustainable), maka pasca pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK, program pembangunan periode selanjutnya adalah program pembangunan yang produktif. Karena fase selanjutnya, kita akan memasuki fase pay back period   (pengembalian modal) dari belanja modal besar-besaran yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam membangun infrastruktur.

Dengan konsideran seperti itu maka program industrialisasi merupakan sebuah jawaban sekaligus keniscayaan. Apalagi program industrialisasi bisa mengakomodir angkatan kerja yang jumlahnya terus meningkat. Dalam konteks itulah Airlangga merupakan satu-satunya figur Cawapres yang memiliki wawasan  kognitif yang memadai tentang proses industrialisasi. Airlangga merupakan konseptor handal yang bisa membuat blue print tentang revolusi industri sekaligus mengeluarkan bangsa ini dari kejumudan sebagai negara agraria yang terbukti tidak bisa melakukan ekstensifikasi pertanian.

Selain dinamisator pembangunan, Airlangga juga merupakan seorang eksekutor kebijakan yang tangguh serta memiliki kemampuan managerial yang mumpuni. Program pembuatan berbagai kawasan industri terbukti efektif sebagai proses desentralisasi industri sekaligus menekan laju urbanisasi. Airlangga merupakan salah satu dari sedikit Menteri Kabinet Kerja yang cerdas menterjemahkan visi Presiden Jokowi terutama dalam menciptakan kemandirian ekonomi. Industri manufaktur dalam skala Industri Kecil Menengah (IKM) tumbuh secara signifikan. Berkat sentuhan tangan dingin Airlangga inilah, sektor mikro masih bisa menggeliat dan memberikan kontribusi terhadap PDB secara signifikan.

Berbekal perolehan suara dalam Pilpres 2014 lalu sebesar 14,75%, Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar juga bisa berperan sebagai stabilisator sekaligus safety guard (penjaga/penyelamat) pemerintahan Jokowi dalam menjalankan program pembangunan. Dengan 91 anggota dewan, Golkar merupakan ‘pengawal’ yang  tangguh bagi pemerintahan Jokowi yang akan datang. Fungsi dan peran itu pernah dijalankan secara nyaris sempurna oleh JK selama mendampingi Jokowi. JK kerap ‘pasang badan’ untuk mengawal kebijakan Pemerintahan Jokowi. Secara ‘genetis’  fungsi dan peran itu bisa diturunkan oleh JK kepada Airlangga yang merupakan pewaris kepemilikian ‘pohon beringin’ .

Berbagai kelebihan komparatif itulah yang membuat Airlangga mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan calon-calon lainnya. Walapun secara elektabilitas relatif tidak memiliki perbedaan yang jauh. Airlangga bukan merupakan pemimpin simbolis, tetapi berdasarkan skala kebutuhan dan tantangan ke depan, Erlangga dan Jokowi akan menjadi pasangan yang komplementer.***

prolegalnews admin

Tinggalkan Balasan